Teknik Pengambilan Gabar

Kali ini saya akan memosting tentang Latian saya jadi Fotografer
hehehe...
Teman ternyata jadi fotografer itu tidak mudah lebih pasnya itu "GAMPANG GAMPANG SUSAH" , butuh kesabaran, keahlian, tekhnik, dan kreatifitas tersendiri untuk bisa mendapatkan hasil jepretan yang baik.
Dan beberapa hal yang harus diperhatikan salah satunya yaitu Komposisi , Pencahayaan , Fokus objek dan  Artistiknya ( Nilai Seni / Keindahannya ).
Berikut hasil dari saya praktek kali ini...












































Nahh.. DEmikian yang dapat saya sampaikan.. semoga bermanfaat dan banyak banyaklah membaca dan mencoba.
Untuk lebih lanjutnya anda isa memcarinya di Internet atau youtub

KSOP Manajemen Proyek Bidang IT dan Pendidikan

  KSOP  Manajemen Proyek Bidang IT dan Pendidikan
saya akan membagikan postingan Agenda di BLC Tekom KPLI klaten
Kamis 28 dan Jum'at 29 Mei 2015
Definisi dari manajemen proyek yaitu penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan ketrampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja, waktu, mutu dan keselamatan kerja. 
 Ada tiga garis besar  untuk menciptakan berlangsungnya sebuah proyek, yaitu :
1.Perencanaan
   Untuk mencapai tujuan, sebuah proyek perlu suatu perencanaan yang matang.
2.Penjadwalan
 Merupakan implementasi dari perencanaan yang dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek yang meliputi sumber daya (biaya, tenaga kerja, peralatan, material), durasi  dan progres waktu untuk menyelesaikan proyek. 
3.Pengendalian Proyek
 Pengendalian mempengaruhi hasil akhir suatu proyek. Tujuan utama dari utamanya yaitu meminimalisasi segala penyimpangan yang dapat terjadi selama berlangsungnya proyek. Tujuan dari pengendalian proyek yaitu optimasi kinerja biaya, waktu , mutu dan keselamatan kerja harus memiliki kriteria sebagai tolak ukur.
Manajemen resiko
Definisi Manajemen resiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: P enilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen risiko keuangan, di sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan.

Dengan Mbah Suro Dan Mas Ari

 






Ok sekian...!!

6 Karakter yang Dibutuhkan agar Karier Fotografi Anda Cemerlang

Berikut 6 karakter 
yang dibutuhkan agar karier fotografi anda cemerlang :
1.Kepribadian
Anda dapat membuat karya foto yang mengagumkan, tetapi jika Anda bekerja dengan orang lain (dalam sebuah tim) maka anda harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan di sekitar. Kemampuan beradaptasi serta mampu menjadi pribadi yang menyenangkan akan mempermudah proses kerja sebagai sebuah tim. Kepribadian Anda adalah aset Anda yang paling penting. Dan karena fotografi seringkali membutuhkan pendekatan personal maka jangan menganggap sepele pentingnya kepribadian dalam menghasilkan sebuah karya foto yang mumpuni.
2. Disiplin waktu
Walaupun fotografi erat dikaitkan dengan dunia seni dan kreatif, kebiasan disiplin terhadap waktu akan membuat diri anda memiliki nilai lebih di hadapan klien dan kolega. Disiplin terhadap waktu juga menunjukkan bagaimana sikap profesional anda dan penghargaan terhadap rekan di tim produksi lainnya.
3. Cinta
Jika Anda masuk ke fotografi untuk uang, cobalah karir yang berbeda. Karakter yang pada umumnya ada dalam diri seorang fotografer adalah cinta keindahan, proses kreatif menciptakan sesuatu dan terpesona melihat semburat cahaya. Kembalilah pada esensi cinta terhadap apa yang anda lakukan dahulu bukan justru memikirkan berapa besar uang yang akan anda hasilkan.
4. Insting menentukan yang terbaik
Tanpa disadari seringkali fotografer tidak mampu menentukan mana foto terbaiknya atau kapan memnentukan sebuah momen bahwa dia sudah mendapatkan foto yang diinginkan. Insting seperti ini memang tidak lahir dalam semalam tapi melalui sebuah proses pembelajaran dan berlatih terus menerus.
5. Tanggung jawab
Kewajiban fotografer tidak hanya mampu menangani kamera dan apalagi bila terkait dalam proses pengerjaan sebuah iklan komersial. Fotografer dituntut mempunyai rasa tanggung jawab dan mempunyai kemampunyai manajerial. Ia harus mampu berinteraksi dengan banyak pihak seperti klien, biro iklan, pengarah gaya, art director dan sebagainya.
6. Kreativitas
Bisakah Anda menerjemahkan ide dari klien dan minimal memberi mereka apa yang mereka minta atau justru kemudian membuatnya lebih baik? Dapatkah Anda membayangkan apa yang hendak klien anda jual dan membantu mereka menjualnya? Kreativitas menjadi kunci dari proses kerja seorang fotografer. Wawasan dan pengetahuan yang luas akan sangat membantu seorang fotografer mempunyai nilai lebih karena memiliki kreativitas tidak terbatas hanya pada perspektif fotografi saja.

Ok trimakasih
SEmoga Bermanfaat 

Cara Menjadi Seorang Kameramen

Bagaimana Cara Menjadi Seorang Kameramen / Direktur Fotografi? "Jika Anda mencari karir yang menarik dan sangat bermanfaat, kemudian menjadi Cameraman / DOP. itu adalah sesuatu yang harus anda fikir dan kembangkan. Jika Anda memiliki kepentingan dalam perjalanan di seluruh dunia, dengan menggunakan campuran keterampilan kreatif dan teknis, seperti bertemu dengan orang-orang terkenal dan menarik mungkin? ataupun melakukan pekerjaan yang memuaskan dan mendapatkan penghasilan besar?

Saatnya disini anda harus belajar mencari tahu rahasia. " Cara Menjadi seorang Kameramen.

Perhatikan dan pelajari Langkah-langkah di bawah ini!
1. Terus belajar. Kenapa demikian? Setiap hari adalah hari sekolah. Berarti setiap hari Anda harus belajar sesuatu yang baru. Ini adalah pola pikir yang terbaik untuk mengadopsi dan tahan saat Anda bergerak maju dengan karir Anda. Orang-orang dapat mengadopsi pola pikir belajar dengan cepat akan belajar keterampilan baru dan bergerak maju, sementara mereka yang berpikir sudah tahu semuanya, akan jatuh di belakang. Meskipun hal ini mungkin benar di banyak daerah, itu adalah sesuatu yang Anda tidak bisa mengabaikan yang selalu berubah, itu mencakup dunia yang dinamis dari Cameraman tersebut.

2. Memiliki 'Good Eye'. Ini berarti memiliki kemampuan untuk melihat gambar yang baik atau peluang menembak. dan tentunya harus mampu untuk membingkai tembakan. sebab ini adalah cara mengetahui dan membedakan antara apa yang terlihat baik dan apa yang tidak baik. Hal ini dapat dipelajari dengan waktu, tetapi banyak orang memiliki keterampilan lebih alami daripada yang lain. Jika itu adalah Anda, maka Anda akan memiliki karir yang solid sebagai Cameraman.

3. Mampu bekerja dengan cepat (dan yang paling penting tenang) di bawah tekanan. Anda telah disusun selama masa stres dan selalu memiliki senyum di wajah Anda. Anda lihat, peran Cameraman bisa sangat stres karena kendala saat Anda menembak. Jika Anda menembak adegan dan memiliki sedikit waktu untuk mendapatkan gambar yang sempurna, maka Anda harus percaya diri dan tenang pada saat yang sama. Anda harus menjaga profesional berpose sambil memastikan bahwa Anda mendapatkan pekerjaan yang dilakukan. Sudah bukan rahasia lagi bahwa para fotografer yang paling sukses adalah dai yang bisa memahami dan melaksanakan.

4. Mampu bekerja sendiri dan juga mampu bekerja dalam tim. Anda harus mampu memotivasi diri sendiri dan orang di sekitar Anda. Anda harus bisa mendapatkan teman baik dengan semua jenis, karena kepribadian orang sungguh sangatlah berbeda, dengan hal tersebut anda akan menemukan orang-orang dari semua lapisan masyarakat, dan pendapat dari karakter yang berbeda. dan pastinya menjadi Kameramen itu harus bisa mengelola dengan antusias, bergairah, positif, dan berpikir terbuka hingga bisa menentukan sebuah hal atau tindakan.

5. Selalu dalam permintaan dan dampak positif terhadap produksi. Karena Memiliki positif dapat melakukan sikap, dan hal tersebut akan selalu menempatkan Anda di depan persaingan.

6. tidak ada masalah. Sebagai Kameramen, Anda akan terus menemukan masalah yang perlu dipecahkan. Anda harus bisa tetap tenang dan mengatasi situasi. Sebab itu akan selalu menjadi faktor dalam profesi Anda sehingga Anda perlu mengembangkan keterampilan ini di awal karir Anda. dan Keterampilan itu sendiri akan benar-benar membedakan yang terbaik dari yang lain.

istilah dalam fotografi:

Berikut ini adalah daftar istilah dalam fotografi:
A
  • A : Auto, yaitu simbol untuk pilihan fasilitas otomatis. Bila selector diputar ke posisi auto maka bukaan diafragma akan bekerja secara otomatis.
  • AF :  Auto Focus, yaitu cara kerja kamera yang fokus otomatis tanpa mengharuskan user memutar sendiri penemu fokus (jarak).
  • AL servo AF : saran pilihan autofocus yang digunakan untuk memotret objek2 bergerak. Biasanya digunakan untuk pemotretan kegiatan olahraga.
  • Angle of view : sudut pemotretan.
  • Aperture diafragma :  lubang tempat cahaya masuk kedalam kamera dari lensa keatas film.
  • Artificial light : cahaya yang sengaja dibuat manusia untuk memotret misalnya lampu kilat, api, dll.
  • ASA : American Standar Assosiation. Yaitu standar kepekaan film. Pengertiannya sama dengan ISO, hanya saja nama ASA dahulu umumnya dipakai diwilayah amerika.
  • Auto Program Programed Auto (P) : fasilitas otomatis untuk memilih pencahayaan terprogram secara normal dan high speed (kecepatan tinggi), tergantung pada pemakaian panjang-pendek fokus lensa.
B
  • Back light : Cahaya dari belakang, yaitu cahaya yang datang dari belakang objek. Efek cahaya ini bisa merugikan fotografer sebab bila mengenai lensa akan menimbulkan flare.
  • Bayonet : Sistem dudukan lensa yang hanya memerlukan putaran kurang dari 90 derajat untuk melakukan penggantian lensa.
  • Birds eye view : Sudut pandang dalam pemotretan yang mirip dengan apa yang diliat seekor burung yang sedang terbang.
  • Blitz : Lampu kilat atau flashgun. Alat ini merupakan cahaya buatan yang berfungsi menggantikan peran cahya matahari dalam pemotretan.
  • Blur : Kekaburan seluruh atau sebagian gambar karena gerakan yang disengaja atau tidak sengaja pada saat pemotretan dan efek besar kecilnya diafragma.
  • Bottom light : Cahaya dari bawah objek, biasa juga disebut ‘base light’. Biasa digunakan sebagai cahaya pengisi dari arah depan. Fungsinya mengurangi kontras cahaya utama.
  • Bounce Flash : Sinar pantul. Pancaran cahaya tidak langsung yang berasal dari sumber cahaya (lampu kilat).
  • Bracketing : Suatu teknik pengambilan gambar yang sama dengan memberikan kombinasi pencahayaan yang berbeda-beda pada suatu objek (disamping pengukuran pencahayan normal).
  • Built-in diopter : Pengatur dioptri (lensa plus atau minus) yang sudah terpasang pada pembidik kamera. Biasanya digunakan oleh fotografer berkacamata.
C
  • C : Continuous, Fungsinya menyatakan penggunaan bidikan gambar secara beruntun dengan kecepatan tertentu (biasanya 3 bingkai per detik).
  • Candid camera : foto atau potret yang dibuat dengan cara sembunyi-sembunyi.
  • CCD : Charge Couple Device, yaitu chip pengganti filmyang digunakan pada kamera digital untuk merekam gambar (citra)
  • Center of focus : pusat perhatian. Sering juga disebut center of interest atau focus of interest.
  • Center weight : pengukuran pencahayaan yang tertuju hanya pada 60 persen daerah tengah gambar (bidang) foto.
  • Coating : pemberian suatu lapisan tipis pada permukaan lensa. Berfungsi untuk menahan pantulan cahaya dan melindungi lensa dari berbagai bahaya jamur.
  • Cold tone : warna yang bernada dingin; berwarna biru kelabu dengan nada warna ringan.
  • Color balance : keseimbangan warna.
  • Continuous light : lampu kilat yang digunakan untuk memotret; cahayanya dapat menyala terus menerus(berulang-ulang).
  • Contrast : kontras. Secara umum kontras diartikan sebagai perbedaan gradasi,kecerahan, atau nada (warna) antara bidang gelap (shadow) dengan bidang terang, atau warna putih yang mencolok sekali pada objek.
D
  • Density : densitas atau kepekatan dalam fotografi. Semakin pekat suatu warna, semakin gelap dan berat warnanya.
  • Depth : kedalaman, yaitu efek dimensional yang timbul karena ada perbedaan ketajaman.
  • Diaphragm : diafragma, yaitu lubang pada lensa kamera tempat cahaya masuk saat melakukan pemotretan.
  • Distortion : distorsi atau penyimpangan bentuk. Biasanya terjadi pada pemotrtan dengan lensa sudut lebar.
F
  • Fill in Flash : Lampu kilat pengisi. Dalam kondisi pemotretan yang tidak memerlukan lampu kilat
  • Film : Media untuk merekam gambar.
  • Film Frame Counter : Penghitung jumlah bingkai film. Pendeteksi berangka yang menunjukkan jumlah film yang sudah terpakai.
  • Film transparency : Slide warna atau color reversal film, yaitu film positif yang biasa digunakan untuk keperluan iklan, pers, dll.
  • Filter : Penyaring dalam bentuk kaca (atau bahan lain yang tembus cahaya) yang dipasang pada ujung tabung lensa.
  • Fix Lens : Lensa fix, yaitu lensa yang memiliki panjang fokus (titik api) tunggal, sudut pandangnya tetap.
  • Flash : Lampu kilat, yaitu jenis lampu buatan yang mampu menyediakan cahaya yang bisa dikendalikan.
  • Flash exposure compensation : Kompensasi pencahayaan lampu kilat, yaitu cara membuat alternatif pencahayaan lebih atau kurang dengan menggunakan lampu kilat.
  • Focus ring : Titik api atau pertemuan berkas sinar/cahaya melalui lensa setelah berbias atau dipantulkan.
  • FPS : singkatan dari frame persecond, yaitu satuan pengambilan gambar dalam gambar per detik.
G
  • GN : Singkatan dari guide number, yaitu kekuatan daya pancar cahaya lampu kilat yang merupakan perkalian antara jarak (dalam meter atau feet) dan diafragma.
H
  • High angle : pandangan tinggi. artinya, pemotret berada pada posisi yang lebih tinggi dari objek foto.
  • High-Key photo : sebutan untuk suatu foto yang didominasi nuansa putih.
  • High light : bagian-bagian yang terang pada sebuah foto karena pantulan sinar.
  • Honeycomb : Perangkat atau alat tambahan berbentuk seperti sarang tawon.
  • Hot shoe : sepatu panas. terdapat pada bagian atas kamera, berfungsi untuk memasang lampu kilat elektronik.
I
  • Image : gambar yang terbentuk pada film atau pada tirai pengamat.
  • Incident light metering : Pengukuran cahaya jatuh, yaitu mengukur kuat cahaya yang menerangi objek.
  • Infinity : jarak tak terhingga dengan tanda pada skala jarak.
  • Infrared : inframerah, yaitu sinar merah diluar spektrum.
  • ISO : singkatan dari international standart organization.
J
  • JIS : singkatan dari japan industrial standart, yaitu ukuran kepekaan film, seperti asa digunakan di Jepang.
L
  • Lens : Lensa, yaitu alat yang terdiri dari beberapa cermin yang mengubah benda menjadi bayangan yang bersifat terbalik, diperkecil, dan nyata.
  • Lens Hood : Tudung lensa yang digunakan untuk menutupi elemen lensa terdepan dari cahaya yang masuk secara frontal.
  • Light contrast : Kontras cahaya, yaitu tingkat kepekaan cahaya yang dihasilkan oleh suatu sumber cahaya.
  • Light meter : Pengukur kekuatan sinar. Biasa dipakai dalam pemotretan untuk menentukan besar diafragma atau kecepatan pada suatu kondisi pencahayaan.
  • Long Shot : Sudut pandang yang lebar yang memberi perhatian lebih pada objek pemotretan dengan cara memisahkannya dari latar belakang yang mungkin mengganggu.
  • Low angle : Pandangan rendah, yaitu sudut pandang dalam pemotretan dengan kedudukan pemotret lebih rendah dari objek pemotretan. Menghasilkan gambar seolah-olah objek lebih tinggi dari aslinya.
  • LT : Long time Exposure, sama dengan pencahayaan panjang misalnya 2 detik atau lebih.
M
  • Macro : Makro, saran untuk pemotretan jarak dekat. Makro akan menghasilkan rekaman objek (pada film) yang sama besar dengan objek aslinya (1:1).
  • Macro Lens : Lensa makro, yaitu lensa yang digunakan untuk memotret objek berukuran kecil atau pemotretan jarak dekat (mendekatkan objek).
  • Magnification : Pembesaran. Diukur dari gambar film dengan perbandingan ukuran asli objek.
  • Main light : Sinar utama dalam pemotretan yang biasanya berasal dari depan objek. Biasanya digunakan untuk memunculkan bentuk atau wajah objek.
  • Medium shoot : Pandangan yang lebih mengarah kepada suatu tema pokok dengan latar belakang yang agak dihindari.
  • Metering : Pola pengukuran cahaya yang biasanya terbagi dalam 3 kategori : center weight, evaluative/matrix dan spot
  • Metering center weight : Pola pengukuran cahaya menggunakan 60 persen daerah tengah gambar
  • Metering matrix : Pola pengukuran cahaya berdasarkan segmen-segmen dan persentase tertentu
  • Metering spot : Pola pengukuran cahaya yang menggunakan satu titik tertentu yang terpusat.
  • MF : singkatan dari manual focus, yaitu cara penajaman atau pemfokusan yang dilakukan secara manual.
  • Microphotography : yang menggunakan film berukuran kecil, dengan bantuan mikroskop.
  • Monopod : sandaran atau penyangga kamera berkaki satu. Berfungsi membantu menahan kegoyangan. Sering pula disebut “unipod”
N
  • ND Filter : Filter ND, yaitu filter yang berfungsi menurunkan kekuatan sinar sebanyak 2 sampai 8 kali.
  • Nebula Filter : Filter yang menghasilkan gambar dengan efek pancaran sinar radial yang berpelangi.
  • Normal lens : Lensa berukuran normal berfokus panjang, 50 mm atau 55 mm, untuk film berukuran 35 mm. Sudut pandangnya sama dengan sudut pandang mata manusia.
O
  • Optical Sharpness : ketajaman optis, yaitu suatu ketajaman yang dapat dicapai karena lensa berkualitas baik.
  • Optik : berkenaan dengan penglihatan (cahaya, lensa, dsb)
  • Overexposure : kelebihan pencahayaan. Bagian shadow tampak pekat (tanpa detail) sehingga negative tampak hitam total.
  • Overhead lighting : sinar dari atas. Lampu atau penyinaran yang dibuat untuk menyinari objek dari atas.
  • Override : Penyimpangan dari pengaturan otomatis.
P
  • Polarizing Color Filter : Filter yang terdiri dari selembar polarisator kelabu dan polarisator warna, terdapat berbagai kombinasi warna sehingga dapat digunakan untuk efek-efek tertentu.
  • Polarizing Conversion Filter : Filter terdiri dari selembar polarisator dengan filter konversi warna (85B).
  • Polarizing Fider Filter : Filter yang terdiri dari dua filter PL linier yang digabung menjadi satu.
  • Polarizing Circular Filter : Filter yang dibuat dari lembaran polarisator linier dan keeping quarter wave retardation, dilapi di antara dua gelang filter.
  • Polarizing Filter : Filter polarisasi, dipakai untuk menghilangkan refleksi dari segala permukaan yang mengkilap.
  • Pop Up Flash : Lampu kilat kecil terbuat atau menyatu dengan kamera.
R
  • Rana : Adalah tirai yang menggantikan fungsi penutup manual di bagian depan lensa, besar kecilnya dapat diatur sesuai kebutuhan.
  • Rana Celah : Rana celah vertical dan horizontal dan terletak pada kamera.
  • Rana Pusat : Rana yang terletak pada lensa, berdampingan dengan diafragma.
  • Rembrandt Lighting : Cahaya yang berasal dari jendela atau sering juga disebut window lighting. Cahaya yang datang dari sudut 45 derajat.
  • Remote : Alat yang memungkinkan fotografer melakukan penekanan shutter dari jarak jauh dengan penghubung arus tanpa kabel.
  • Resolution : Daya pisah. Suatu sifat lensa yang berdaya urai dengan kemampuan menyajikan detail kehalusan gambar sesudah film dikembangkan (diproses).
  • Retouch : Mengubah, sifatnya memperbaiki atau menambah warna dengan menggunakan tangan atau kuas, atau juga pada masa ini dengan komputer seperti melukis sehingga menghasilkan gambar yang baik dan tanpa cacat seperti sebelumnya.
  • Reverse Adapter : Suatu alat penyambung yang digunakan untuk memotret saat menggunakan lensa kamera yang dibalik sehingga elemen belakang lensa menghadap ke objek.
S
  • Second Curtain Sync : Fasilitas untuk menyalakan lampu-kilat sesaat sebelum rana menutup.
  • Self Adjusting : Penyesuaian (diri).
  • Self Timer : Penangguh waktu. Sebuah tuas yang digunakan untuk keperluan memperlambat membukanya rana kamera sekalipun tombol pelepas kamera telah ditekan.
  • Sepia Toner : Pewarna coklat/sawo.
  • Sequence : Sekuen. Satu seri dari beberapa jepretan (shot) yang meliputi suatu kejadian yang sama. Setiap jepretan hanya berbeda dalam hitungan detik.
  • Sharpness : Ketajaman film, yaitu suatu kemampuan film untuk merekam setiap garis dari pandangan yang dipotret dengan ketajaman yang baik.
  • Side Lighting : Sinar dalam pemotretan yang datangnya dari arah samping kanan atau kiri – 90 derajat dihitung dari sudut pandang kamera.
  • Single Lens Reflect : Refleks lensa tunggal (RLT), adalah kamera yang memiliki satu lensa untuk membidik yang menggunakan cermin dan prisma.
  • Single Point Reading : Suatu pembacaan pengukuran dalam pencahayaan yang dilakukan hanya pada satu titik atau bagian tertentu yang terpenting dari sebuah objek foto.
  • Slave Unit : Mata listrik yang menyalakan lampu-kilat karena pulsa yang dihasilkan oleh menyalanya lampu-kilat lain.
  • Small Format Camera : Kamera format kecil yaitu kamera jenis SLR (Single Lens Reflect) yang menggunakan film berukuran 35 mm namun fleksibel dan enak dipegang serta ringan.
  • Snapshoot : Bidikan spontan, tanpa modelnya diatur terlebih dahulu.
  • Snoot : Suatu alat berbentuk kerucut yang berlubang pada ujungnya dan digunakan untuk memperkecil penyebaran cahaya dari lampu kilat studio.
  • Soft Focus Len : Lensa yang berdaya lukis lembut.
  • Sonar Autofocus : Sistem otofokus yang bekerja berdasarkan perjalanan bolak-balik suara sonar – dari kamera ke objek kembali ke kamera.
  • Special Effect : Efek khusus dengan menggunakan teknik tertentu.
  • Spectrum : Berkas sinar yang terlihat oelh mata, terpecahkan oleh pembiasan prisma dalam warna-warni.
  • Speedlight : Lampu-kilat yang mempunyai kecepatan menyala tinggi atau cepat.
  • Speedo Solarisasi : Suatu teknik kamar gelap versi lain dari tehnik solarisasi (efek sabattier) pada film ortholith yang akan memberikan suatu efek gerakan yang cepat (speedo).
  • Stereo Camera : Kamera berlensa dua yang menghasilkan dua foto sekaligus.
  • Still Life : Berarti lukisan atau pemotretan benda mati. yang khusus menempatkan benda-benda kecil buatan manusia sebagai objeknya.
  • Subtractive : Sistem penyusunan balans warna dengan mengurangi unsure warna, suatu kebalikan dari additive atau menambahkan.
  • Super Wide Lens : Lensa bersudut super lebar yang biasa digunakan untuk pemotretan arsitektur, interior, eksterior, pemandangan, dll.
T
  • Table-Stand : Kaki tiga (tripod) kecil. Sandaran kamera yang membantu menahan goyang yang dipakai di atas meja.
  • Texture : Tekstur, sifat permukaan atau sifat bahan, merupakan elemen seni visual yang sangat penting karena mampu memberi kesan “rasa” seperti halus, kasar, mengkilat, dll.
  • Tele Converter : Lensa tambahan yang dipasang di antara lensa asli dan tubuh kamera, yang dapat mengubah lensa normal menjadi tele dan lensa tele menjadi tele panjang.
  • Tele Lens : Lensa tele yang digunakan untuk memperbesar objek yang akan difoto. Lensa ini dapat digunakan untuk memperoleh ruang tajam yang pendek.
  • Test Strip : Suatu cara untuk mendapatkan hasil cetakan yang baik (normal) yang dilakukan dengan cara membuat pencahayaan bertingkat pada saat mencetak sebelum mencetak sesungguhnya.
  • Tilt Head : Kemampuan kepala lampu-kilat untuk dapat diputar. Fungsinya untuk mendapatkan efek pencahayaan yang lembut dengan cara memantulkan terlebih dahulu cahaya yang keluar dari lampu-kilat.
  • Timer Switch : Pengukur waktu yang akan memutuskan aliran listrik pada akhir hitungan yang telah ditentukan.
  • Top Light : Cahaya (dari) atas. Cahaya yang berasal dari atas objek. Biasanya digunakan untuk menerangi bagian atas kepala model yang akan difoto.
  • Transparan :Tembus pandang ialah permukaan suatu benda yang tidak menghambat pandangan untuk melihat benda di belakangnya. Kaca dan plastik misalnya bersifat tembus pandang.
  • Translusen : Tembus sinar. Namun kita tidak biasa melihat benda yang berada di belakang benda yang translusen tersebut. Misalnya kaca es, kaca buram, kaca susu, plastik suram, dsb.
  • Transparancy : Transparan, gambar tembus, slide atau film positif.
  • Tripod : Kaki-tiga. Suatu alat yang digunakan untuk menyangga kamera yang berbentuk kaki-tiga, yang dapat dipanjangkan dan dipendekkan sesuai keinginan (terbatas).
  • Tripod Socket : Tempat (ulir) untuk tripod. Suatu bagian di kamera, biasanya berlubang dengan ulir di dalamnya, yang berguna untuk tempat memasang tripod atau kaki-tiga kamera.
  • Through the Lens Metering : Sistem pengukuran cahaya melalui lensa. Biasa juga disebut OTF (Off the Film Metering).
  • Tungsten Film : Film yang khusus diperuntukkan bagi pemotretan yang dilakukan dengan cahaya buatan dengan lampu biasa atau photo-flood, namun juga tetap dapat dipakai untuk pemotretan di bawah cahaya alami.
  • Twin Lens Reflex : Refleks Lensa Kembar. Kamera yang mempunyai dua lensa.
V
  • Vario Focal Lens : Lensa zoom. Lensa yang mempunyai panjang focus yang dapat diubah-ubah atau dapat bergeser.
  • Vario Lens : Lensa vario atau sering disebut sebagai lensa zoom. Yaitu sebuah lensa yang memiliki jangkauan panjang focus yang bervariasi atau dapat diubah-ubah.
  • Vertical Grip : Alat pelepas rana untuk pengambilan gambar secara vertikal tanpa harus memutar tangan.
  • View Camera : Kamera yang menggunakan film format besar dan digunakan untuk keperluan pemotretan yang memerlukan detail tajam.
  • View Finder : Jendela bidik. Bagian dari kamera yang berfungsi sebagai tempat mata melihat bayangan benda yang akan diabadikan.
W
  • Waist Level Finder : Pembidik sebatas pinggang.
  • Warm Tone : Bernada warna hangat. Suatu warna yang terasakan tidak terlampau menyilaukan mata, atau berwarna ke arah cokelat gelap ke arah hitam pekat.
  • Watt/ Second (W/S) : Satuan daya pada lampu kilat studio yang dibedakan dengan lampu kilat portable yang menggunakan GN.
  • Wide Angle Lens : Lensa sudut lebar, misalnya lensa 20 mm atau 24 mm. Jenis lensa dengan tubuh pendek yang biasa digunakan untuk memotret sebuah panorama luas atau untuk pemotretan sejumlah besar orang.
  • Wide Shoot : Pemotretan dengan sudut pandang lebar. Biasanya merupakan satu jepretan panjang diawal suatu sekuen.
  • Wireless TTL : Sistem pengukuran lewat lensa tanpa melalui kabel.
  • Worm Eye : Pandangan cacing. Berarti memotret dari sudut pandang permukaan tanah.
Z
  • Zone System : Suatu cara untuk menghasilkan foto dengan tingkat kontras yang dimulai dari nada hitam pekat hingga nada warna putih sekali.
  • Zoom Lens : Lensa zoom. Jenis lensa yang memiliki elemen yang mampu bergerak hingga membuat panjang fokal bervariasi.
  • Zoom Blur : Kekaburan gambar yang disebabkan oleh gerakan zoom pada waktu melepas rana kamera.
  • Zooming Ring : Gelang batas rentang vario pada lensa zoom.
Wah lumayan panjang juga daftarnya. Mungkin saya dan Anda tidak akan bisa menghapal semua istilah ini dalam waktu yang singkat, tapi paling tidak daftar istilah dalam fotografi yang saya buat bisa sedikit membantu. Semoga artikel ini bermanfaat bagi pembaca, dan terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca artikel ini. :)

Tips untuk mendukung komposisi Kamera

Dunia modern dengan perkembangan teknologi fotografi saat ini memberikan banyak sekali pilihan, namun terkadang berbagai pilihan tersebut malah membingungkan. Saking banyaknya teknologi yang dibenamkan dalam kamera kadang banyak hal yang tidak kita ketahui. Jika anda mengalami kebingungan cobalah untuk relax dan memulai sesuatu yang sederhana seperti menggunakan setting manual, menggunakan SD card berkapasitas kecil, lensa sederhana, ISO manual dan perlengkapan yang lebih minimalis.
Untuk apa semua itu? untuk menghasilkan karya yang lebih sederhana. Dengan keterbatasan tersebut kita akan dibuat berfikir untuk menghasilkan karya yang akan melatih kreatifitas kita. Jangan salah sangka karena sederhana dalam fotografi justru memiliki pengaruh yang sangat luar biasa. Salah satu komposisi yang paling digemari adalah simplicity atau menonjolkan kesederhanaan elemen dalam frame. Komposisi ini sangat simple dan menghilangkan berbagai hal tidak diperlukan dalam frame.
Berikut adalah beberapa tips untuk mendukung komposisi sederhana:
1. Gunakan lensa prime
Lensa prime hanya memiliki satu ukuran focal length dan ini akan memaksa kita membingkai gambar secara kreati. Lensa ini berukuran cukup kecil sehingga mudah dibawa dan bobotnya juga sangat ringan. Lensa prime juga banyak menguntungkan karena memiliki bukaan aperture kecil yang dapat mengisolasi subjek dengan baik. Banyak professional yang mengandalkan lensa jenis ini karena mampu menghasilkan gambar dengan kualitas prima.
2.  Teknik
Teknlogi lagi lagi memberikan pilihan seperti penggabungan beberapa gambar menjadi satu sehingga menghasilkan eksposure pas disemua sudut frame. Cara ini disebut dengan HDR, yang tentunya memerlukan proses editing lebih lanjut. Ada kalanya kita akan bosan menggunakannya karena terkesan tidak natural dan gambar yang dihasilkan terkesan “sempurna”. Kita bisa menggunakan cara lain yang lebih sederhana tanpa penggabungan beberapa gambar.
3. Hanya gunakan satu kamera dan satu lensa
Dengan hanya menggunakan satu kamera dan lensa kita tidak akan memikirkan hal diluar itu.Seperti kemungkinan gonta-ganti lensa atau ganti kamera. Dan kemungkinannya kita akan berusaha memanfaatkan sebaik-baiknya.
4. Proses editing sewajarnya
Dalam aliran ini sentuhan akhir dapat diapliasikan sewajarnya. Baik blending warna maupun koreksi temperatur warna dilakukan untuk memunculkan kesan sederhana.